Rabu, 22 Juni 2011

Palestina VS Israel

Sejarah Tanah Palestina dan Israel


Konflik Palestina-Israel terus saja berlangsung entah sampai kapan berakhir. Sekarang orang Israel mengklem sebagai tanah milik mereka sejak 400 tahun sebelum Masehi! Benarkah? Kenapa baru tahun 1897 dipertanyakan kembali? Siapa sebenarnya bangsa Israel itu? Mari kita lihat kembali sejarahnya.
Orang-orang Israel adalah anak keturunan nabi Yakub as anak nabi Ishak cucu nabi Ibrahim. Nabi Yakub as tinggal di Nablus daerah Kan’an Palestina. Anak keturunan nabi Yakub ada 12 suku yang tersebut 12 suku keturunan Israel. Jumlahnya kurang dari seratus orang dan hidup sampai 500 tahun lebih. Salah satu keturunan Israel ini adalah nabi Yusuf Bendahara Negri Mesir. Nabi Yusuf as berusaha mengumpulkan kembali keturuan nabi Yakub ini yang sudah terpencar-pencar di sepanjang pantai laut tengah sampai daerah Irak bagian utara kembali ke Mesir. Selain nabi Yusuf yang juga keturunan Israel adalah nabi Harun dan nabi Musa, nabi Daud, nabi Sulaiman.
Sehingga pada zaman nabi Musa yang juga keturunan Israel, lebih dari 1600 laki-laki keturunan 12 suku Israel berhasil lolos dari kejaran Fir’aun (Raja Mesir bergelar Fir’aun yang sebenarnya bernama Bernevtah atau Ramses II). Karena sebelum itu mereka berkumpul di Mesir hasil usaha nabi Yusuf as. Mereka berdiam dan berkembang di Mesir sampai Raja Fir’aun yang ke 32 berkuasa yang memusuhinya berkat usaha nabi Musa yang keturunan Israil juga mereka berhasil lolos ke daerah Madyan, dekat Baitul Maqdis dan Padang pasir Tih.
Kira-kira sebelum tahun 500 SM Orang-orang Yahudi berkembang dekat Baitul Maqdis. Berdasarkan wahyu yang diterima nabi Musa bahwa diperintahkan Bani Israil untuk masuk ke kampung bernama Baitul Maqdis (QS: 2:58-59). Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah Baitul Maqdis adalah yang disebut orang Yahudi dengan Yerusalem lama, atau Hebron dalam keadaan menang.)1. Tetapi mereka tidak mau masuk seperti yang diperintahkan Allah SWT kepadanya. Karena keingkarannya kepada perintah Allah SWT maka jadilah mereka tersesat di padang Tih selama empat puluh tahun. Sampai datang generasi baru dibawah Yusha’ bin Nun membebaskan mereka dan memasuki kota tersebut.)2 Tetapi orang-orang zalim menukar perintah Allah swt kata Hiththah maksudnya masuk dengan menunduk atau merendahkan diri kepada Allah swt sebagai tanda tobat dan mohon ampun kepada Allah swt atas dosa-dosa yang lalu. Kata Hiththah mereka plesetkan menjadi Hinthah artinya mohon gandum. Bahkan sangkin menghinanya dalam Hadits yang dikutip di dalam catatan kaki Tafsir Zhilalil Qur’an tersebut penerjemah menambahkan: mereka memasuki pintu kota sambil merayap diatas pantatnya seraya berkata “Habbah fi syara’i” Kami minta biji-bijian gandum.”)3
Karena sifat orang yahudi yang tengkar ini banyak orang yang tidak suka, Roger Garaudy juga menyatakan bahwa memang benar sifat orang Yahudi (Israel) yang tidak patuh terhadap perintah nabi-nabinya, sehingga ia mengatakan dengan mengutip Bernard Lazare:
“… Orang-orang Yahudi “melindungi kembali diri mereka sendiri di balik pagar yang telah didirikan sekitar Taurat serta tulisan-tulisan yang pertama, kemudian oleh orang-orang Farisi/munafik serta kaum Talmudis, pada penerus Ezra, para penyimpang yang telah menyeleweng dari ajaran-ajaran nabi Musa as yang masih primitif, serta musuh-musuh para Nabi dan Rasul. Semua tindakan yang mereka lakukan itu bertentangan dengan ajaran-ajaran Nabi Musa as yang sebenarnya, yang dimurnikan dan diperluas oleh isaiah, jeremiah dan Ezekiel, serta selanjutnya diperluas dan digeneralisasikan oleh orang-orang Yudeo-Hellinis.”)4
dan Allah swt pun menurunkan azab padanya berupa penghancuran masyarakatnya mereka kembali terusir dari Baitul Maqdis dan terpencar-pencar, karena Baitul Maqdis dikuasai oleh Raja Jalut (Goliath), Ketika itu Allah mengirim pasukan Jalut yang perkasa, kecuali mereka yang selamat dibawah pimpinan raja Thalut dan nabi Daud sebagai raja orang Yahudi ketika itu. Daud memimpin Bani Israel setelah mengalahkan jalut (Kisah selengkapnya ada dalam QS: 2:246-249). Tetapi mereka tetap tidak masuk ke Baitul Maqdis karena kehendak Allah swt. Mereka diam dan berkembang disebelah baitul Maqdis yaitu yang disebut Masyaaruts-Tsani. Masyaaruts Tsani bukan wilayah Palestina. Tetapi daerah dekat antara Syria dengan Irak Utara sekarang.
Kemudian nabi Ilyas as adalah anak nabi Harun as mengajak Bani Israil untuk patuh kepada Allah sesuai dengan ajaran Taurat dan Zabur. Tetapi tiada yang mengikuti kecuali sedikit selainnya hanyalah kedurhakaan saja.
Sampai daerah itu dikuasai oleh Nebucadnesar raja Chaldea. Chaldea adalah kerajaan yang berada diwilayah Irak Utara kemudian berkembang luas sampai ke tanah Palestina. Bani Israil kembali terpencar sampai ke daerah Mesoppotamia Utara.
“Orang-orang Chaldea menjadi penguasa di kawasan itu. Sedangkan penguasa dan raja terbesar dari mereka adalah Nebuchadnessar yang mampu menaklukkan negri Syam dan menghancurkan Al-Qud. Dia membunuh orang-orang Yahudi dan merampas kerajaannya. Orang-orang Yahudi itu dihancurkan diusir dan ditawan. Sejak sa’at itulah orang-orang Yahudi Bani Israil terpencar kemana-mana dan bertebaran ke segala tempat. Sebagian dari mereka berdiam di Hijaz, Mesir dan negri yang lain.”)5
Pada tahun 504 SM Palestina ditaklukkan kerajaan Persia, yang kerajaan dipimpin oleh raja Darius Agung (522SM-485SM).
orang-orang bani Israel kembali terpencar-pencar. Ketika itu Allah swt mengutus nabi Zakaiya as dan nabi Yahya as. Sampai Alexander Agung (356SM-323SM) raja Macedonia mengalahkan Persia yang menguasai daerah Persia, Mesopotamia sampai ke Mesir. Setelah Palestina dikuasai oleh Macedonia Yahudipun terpencar-pencar, ditambah lagi setelah Alexander Agung mangkat Kerajaan Macedonia terbagi dengan Romawi yang rajanya ketika itu Oktavianus Agustus (31SM-14SM). Ketika itu Romawi sedang bangkit. Setelah mengalahkan kerajaan Karthago di utara Afrika dalam sebuah pertempuran semangat Romawi bangkit untuk menaklukkan negri-negri lain termasuk Maceconia, Palestina, dan Mesir bekas taklukkan Alexander Agung.
Selanjutnya Palestina dikuasai oleh kerajaan Romawi sampai nabi Isa as diangkat orang Yahudi dan Bani Israel tidak mau mengikuti ajaran nabi Isa as kecuali beberapa orang saja yang mengikuti ajaran nabi Isa as. Bani Israil tetap dalam keadaan terpencar-pencar. Sampai kerajaan Yunani menguasai daerah tersebut dibawah kaisar Konstantin Agung (303M-337M). Agama kristen pun berkembang yang diajarkan oleh St. Paulus seorang Yahudi yang mengaku-ngaku mengikuti ajaran nabi Isa as.
Sampai Islam berkembang dan Palestina dibawah khilafah Islam Utsmaniah. Orang-orang Israel menyebar sampai ke Yunani, Romawi, Iran, Hijaz, Arab, Mesir, dan negara-negara yang ada di eropa selama lebih dari 250 tahun. Sampai meletus Perang Dunia pertama, melalui makar Yahudi dan Inggris dan sebagian negara-negara Eropa untuk menumbangkan Kekalifahan Islam dan setelah tumbang untuk menutup kemungkinan bangkitnya kekalifahan Islam kembali maka, akhirnya terbentuklah negara Israel untuk mengacaukan situasi Timur Tengah.
Terbentuknya Negara Yahudi (Israel).
Sejarah terbentuknya negara Israel, sebenarnya tidak terlepas dari problematik negara-negara yang didiami oleh orang Yahudi yang mempunyai karakter tidak disukai orang, sehingga timbul sifat antisemitisme di negara-negara yang didiaminya. Bernard Lazare yang telah menulis buku Antisemitisme et revolution (Maret 1895) menulis sebagai berikut:
…Dalam tulisan saya itu saya kemukakan bahwa terjadinya antisemitisme di dalam sejarah kita karena di manapun juga, sampai saat kita sekarang ini(huruf miring tersebut sesuai dengan tulisan yang terdapat pada karangan Lazare), “orang-orang Yahudi itu merupakan manusia yang tidak suka bermasyarakat”. Sekarangpun saya masih tetap berkata demikian mengenai mereka… akhirnya, pada bagian penutup buku tersebut saya menulis: “Penyebab-penyebab terjadinya antisemitisme, kalau kita perhatikan dari sifatnya, tentulah berdasarkan masalah-masalah etnik, keagamaan, politik dan ekonomi.)6
Kebencian terhadap orang Yahudi di negara-negara yang ditempatinya disebabkan tuduhan bahwa orang Yahudi penyebab terjadinya krisis Ekonomi akibat praktek rentenir yang diterapkan orang Yahudi dan Bank-bank yang sifat memeras rakyat, krisis sosial karena mereka orang-orang Yahudi melakukan praktek prostitusi di negara-negara yang didiami Yahudi di mana-mana khususnya Eropa. Dan mereka orang-orang Yahudi merasa merupakan ras yang paling baik didunia dan tidak segan-segan membunuh manusia lainnya.
Adalah Theodor Herzl (1860-1904) seorang Yahudi yang mencetuskan berdirinya negara Yahudi dalam bukunya Der Jundenstaat dan menerapkannya pada kongres Zionis pada tahun 1897.Herzl berpendapat karena terjadinya sifat antisemitisme di negara-negara Eropa terutama Jerman yang berakhir menurutnya dengan peristiwa “Dreyfus” maka ia menyimpulkan:
1. Orang-orang Yahudi, dimanapun juga mereka berada di permukaan bumi ini, di negara manapun juga meereka bertempat tinggal akan tetap saja merupakan sebuah “bangsa” yang tunggal.
2. Mereka selamanya dan di mana sajapun selalu menjadi korban pengejaran.
3. Mereka sama sekali tidak dapat diasimilasikan oleh negara-negara dimana mereka telah bertempat tiddal sekian lamanya (sangkaan yang sama yang juga ada pada orang-orang antisemit serta orang-orang rasialis).7
Akibat ditariknya kesimpulan oleh Herzl tersebut maka pemecahan masalahnya menurut Herzl dan menurut orang-orang antisemit juga adalah membuat negara Yahudi baru diatas tanah kosong dunia. Maka dipilihlah Palestina agar juga mendapat dukungan orang-orang Yahudi aliran Zion (Pecinta tanah sejarah yaitu Mesir, Kan’aan dan sekitarnya)
Jadi tidak benar orang Israel mengaku sebagai tanah suci orang Israel. Karena :
1. Ummat Israel tidak pernah tinggal lama di daerah Palestina walaupun Nabi Yakub as tinggal di Nablus daerah kan’aan tetapi keturunannya tidak lagi tinggal disana. Mereka lebih lama tinggal di Mesir ketika zaman nabi Musa as. dan daerah-daerah sekitarnya.
2. Tidak bisa pula dikatakan bahwa Palestina sebagai tanah warisan nabi Nuh as sebagai mutlak milik orang-orang Israel, karena keturunan nabi Nuh as mencakup nabi Luth as, dan nabi Ibrahim as.
Mereka berdasarkan kitab suci mereka yaitu sejak nabi Ibrahim (Abram) as sudah membagi dua tanah Palestina dengan nabi Luth (Lot) as. Kitab Kejadian pasal 13:
Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lotpun bersama-sama dengan dia.
Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya.
Ia berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb sampai dekat Betel, di mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai,
ke tempat mezbah yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN.
Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan kemah.
Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama.
Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu.
Maka berkatalah Abram kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat.
Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.”
Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. –Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. –
Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.
Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom.
Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.
(Kejadian 13:1-13)
Kalau memang benar berkeyakinan demikian tentunya dan seharusnya tidak seluruh tanah Palestina dijadikan milik Israel karena paling tidak setengahnya adalah milik nabi Luth (Lot) as.
Dan Pembagian Warisan yang adil adalah: Tanah Palestina dibagi dua. Setengahnya untuk keturunan nabi Luth as. dan setengahnya lagi untuk nabi Ibrahim as. serta keturunannya.
Setengah milik nabi Luth as.bagian sebelah timur Palestina.
Bagian timur adalah lembah dengan tanah yang subur. Ini adalah yang setengah yang milik nabi Luth as. adalah zona bebas yang boleh dimiliki setiap orang karena nabi Luth as. tidak ada keturunan lagi dan tanah dan negri miliknya sudah ditenggelamkan oleh Allah swt karena keingkaran dan dosa-dosa yang telah mereka perbuat dalam bentuk bencana alam gunung meletus. Jadi setengah Palestina bagian timur hak semua orang adalah hak penduduk setempat dan setiap orang bebas memilikinya.
Setengah milik nabi Ibrahim as. bagian sebelah barat Palestina.
Daerah bagian barat adalah tanah padang gersang.
Setengah milik nabi Ibrahim dibagi dua karena keturunan nabi Ibrahim as ada dua dari dua Istri yaitu Ismail as dan Ishak as.
Karena Bani Israil adalah keturunan nabi Yakub as. Dan nabi Yakub as adalah anak nabi Ishak as. Maka jatah bani Israil hanya seperempat wilayah Palestina dan seperempatnya lagi adalah untuk keturunan nabi Ismail as. orang-orang Arab yang ada di Saudi Mekah sekitarnya.
1. Quraish Shihab, DR. Tafsir Al-Misbah, Lentera hati, Jakarta 2002, hal 205-206
2. Sayyid Quthb, DR.Fi Zhilalil Qur’an, Gema Insani, Jakarta 2000, hal 87-88.
3. Hadits, Imam Muslim dari Abu Hurairah Hadits no 3013 dalam catatan kaki tafsir fi zhilalil Qur’an,ibid.hal: 88
4. Bernard Lazare yang dikutip oleh Roger GaraudyZionis, Sebuah gerakan Keagamaan & Politik, Gema Insani Press, Jakarta 1988, hal:31
5. Ahmad ‘Usairy: Sejarah Islam (sejak zaman nabi adam sampai abad keXX) hal. 31
6. Bernard Lazare, ibid, hal: 28.
7. Theodor Herzl,Der Jundenstaat, dalam ibid hal: 21-22.

Versi Pengamat: Sato Sakaki
Los Angeles, California

Masalah Palestina bukan hanya persoalan politik tetapi
erat kaitannya dengan keyakinan agama. Itu tidak perlu
disembunyikan.
Tanah Palestina menjadi rebutan antara bangsa Yahudi
dalam hal ini Israel dan bangsa Arab adalah disebabkan
kedua pihak menganggap kawasan itu sebagai tanah
daulat nenek-moyang mereka dan milik mereka sejak
lama. Dan ada kaitan tali halus keagamaan yang peka
dengan wilayah itu terutama Yerusalem, yang dipandang
sebagai tanah suci oleh agama Yahudi, Kristen, dan
juga Islam.
Untuk memahami lebih dalam hal ini baiklah kita
mengungkap sejarah.
Lebih 1200 tahun sebelum Masehi, Palestina yang di
masa itu disebut Kanaan dimasuki suku bangsa Israel,
bangsa setengah-pengembara yang meyakini bahwa hanya
ada satu Tuhan, yang mereka sebut Yahwe. Musa,
pemimpin yang membawa mereka keluar dari perbudakan di
Mesir menyatakan Kanaan sebagai tanah yang telah
dijanjikan Tuhan bagi bangsa Israel (Tanah
Perjanjian).
Pada tahun 1020 sebelum Masehi, bangsa Israel
mengangkat Saul sebagai raja. Waktu itu mereka
terlibat perang tak henti-hentinya dengan suku-suku
bangsa lain di kawasan itu, diantaranya bangsa
Filistin, bangsa penyerbu dari Laut Aegea.
Raja Saul tewas dalam pertempuran dan digantikan oleh
Daud (Nabi Daud) pada tahun 1000 sebelum Masehi. Ia
kemudian berhasil menaklukkan hampir seluruh Kanaan,
dan menjadikan Yerusalem sebagai ibukota, dengan
lingkup pengaruh yang membentang dari Wadi El-Arish di
Mesir sampai ke sungai Effrat di Irak sekarang.
Daud digantikan oleh putranya Sulaiman (Nabi Sulaiman)
pada pertengahan abad ke-10 sebelum Masehi, saat
kerajaan Israel mencapai puncak zaman keemasan. Pada
zamannya dibangun bait Tuhan yang indah megah, yang
dinamakan Kuil Sulaiman (Solomon Temple) di sebuah
bukit batu yang menurut keyakinan mereka menjadi
tempat dimana nenek-moyang bangsa Israel, Ibrahim,
hendak mengorbankan putranya Ishak menuruti perintah
Tuhan.
Setelah Sulaiman meninggal, kerajaannya terpecah
menjadi Israel dan Yudah. Pada tahun 722 sebelum
Masehi Israel dihancurkan oleh kerajaan Asur yang
berkedudukan di wilayah Irak sekarang.
Tahun 587 sebelum Masehi kerajaan Yudah menyusul
dibinasakan kerajaan Babylon. Kota Yerusalem dan Kuil
Sulaiman dihancurkan, dan bangsa Yahudi mereka angkut
sebagai budak.
Tahun 538 sebelum Masehi, Babylon ditaklukkan Raja
Persia Cirus yang memulihkan kembali kerajaan Yudah.
Bangsa Yahudi yang dibuang ke Babilon dipulangkan
kembali ke Palestina dan Kuil Sulaiman dibangun
kembali. Tahun 332 sebelum Masehi, Palestina
ditaklukkan lagi oleh Alexander Yang Agung, raja Eropa
dari Makedonia (dalam legenda-legenda Arab dia disebut
Iskandar Zulkarnain), dan tahun 63 sebelum Masehi
Pompey memasuki kota Yerusalem dan menjadikan
Palestina wilayah takluk kerajaan Romawi.
Beberapa pemberontakan terhadap Romawi terjadi, sampai
tahun 67 sesudah kelahiran Kristus, panglima Romawi
Vespasianus bersama 60 ribu tentara menyerbu Yerusalem
dan menghancurkan lagi Kuil Sulaiman.
Pada awal abad ke-4 sesudah Masehi, Kaisar Romawi
Konstantin beralih memeluk agama Kristen. Iapun
berusaha memakmurkan Palestina, membangun sebuah
gereja besar yang megah di tempat Yesus disalib dan
dikuburkan di Yerusalem yang disebut Gereja Suci (Holy
Sepulchre). Ibunya Helena membangun dua gereja besar
lain, satu di tempat kelahiran Kristus di Bethlehem
(Gereja Nativitas) dan satu lagi di tempat dari mana
Yesus naik ke surga di Yerusalem.
Pada pertengahan abad ke-7 Palestina diserbu para
penakluk Islam dari Jazirah Arab yang dipimpin
Khalifah Umar. Tahun 640 setelah serangkaian
kemenangan berdarah yang diperoleh panglimanya Khalid
Bin Walid, seluruh wilayah Palestina jatuh ke tangan
tentara Islam. Umar segera membersihkan puing-puing
bekas Kuil Sulaiman dan menyatakan Yerusalem sebagai
kota suci Islam.
Tahun 691 khalifah Abdul Malik bin Marwan mendirikan
Qubbat As-Sakhrah di bekas tempat berdirinya Kuil
Sulaiman, yang oleh Islam dianggap sebagai tempat
darimana Nabi Muhammad melakukan perjalanan malam hari
ke surga (Israq dan Mikraj). Tahun berikutnya, tak
jauh dari bangunan anggun di kompleks Haram al-Syarif
itu, putra Abdul Malik, Al-Walid mendirikan Mesjid Al
Aqsa.



















Selama 400 tahun pemerintahan Islam di Palestina,
pemeluk Yahudi dan Kristen dibolehkan menjalankan
agama mereka dengan tenang. Tetapi pada tahun 1065
pimpinan Islam beralih ke tangan dinasti Seljuk yang
berbahasa Turki, yang kemudian dituduh menindas
pemeluk Kristen karena membebani mereka dengan pajak
tinggi yang disebut jiziyah. Raja-raja Eropa mengirim
ekspedisi yang mengobarkan serangkaian perang dalam
kurun waktu 200 tahun yang disebut Perang Salib (The
Crusade). Selama dua abad Palestina dan kota Yerusalem
berganti-tangan silih berganti antara pasukan Kristen
dan Muslim. Perang Salib berakhir tahun 1270, dengan
kemenangan pihak Islam, yang sepenuhnya menguasai
wilayah itu 650 tahun, sampai awal abad ke-20.
Pada Perang Dunia Pertama, tentara Inggris merebut
Yerusalem pada bulan Desember 1917 dari tangan Turki
yang bersekutu dengan Jerman, dan menduduki seluruh
Palestina termasuk Yordania setahun kemudian.
Sementara itu orang-orang Yahudi terus mengalir pulang
ke Palestina, dengan hasrat mendirikan sebuah negara
Yahudi merdeka, dan Inggris akhirnya tidak mampu
mencegah proklamasi negara Israel tanggal 14 Mei 1948.
Negara Israel sekarang memang negara sekuler dan
zionisme, gerakan untuk memulangkan orang Yahudi ke
Palestina adalah gerakan sekuler. Walaupun sudah
merebut Yerusalem Timur namun mereka masih menghormati
kompleks Haram Al-Syarif dan Mesjid Al-Aqsa-nya
sebagai tempat suci Islam. Kita melihat polisi Israel
bersikap tegas menindak kalangan Yahudi garis keras
yang hendak meletakkan batu pertama pembangunan
kembali Kuil Sulaiman di tempat itu. Sekalipun
demikian tampaknya sebagai pemeluk agama Yahudi mereka
tidak akan pernah menyerahkan kota tua itu begitu saja
kepada pihak Palestina dan akan mempertahankannya
dengan pengorbanan apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar